Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2023

Merasa Tak Berguna

Pernah nggak sih ngerasa, kalau kamu tidak jadi apa-apa? Ngerasa kayak, kamu manusia paling gak berguna di dunia ini, kamu nggak ada peran di dunia ini, kamu nggak dianggap. Hidup nggak berguna. Kayak, hidup tapi nggak hidup. Mending gak usah ada di dunia ini daripada udah di sini tapi gak berguna apa-apa. Gitu gak sih?  Dear, kawan. Aku juga pernah merasakan itu. Tapi, mari sama-sama kita lihat firman Allah berikut ini, وَمَا خَلَقْنَا السَّمَاۤءَ وَالْاَرْضَ وَمَا بَيْنَهُمَا لٰعِبِيْنَ "Dan Kami tidak menciptakan langit dan bumi dan segala apa yang ada di antara keduanya dengan main-main." (QS. Al-Anbiya: 16) Dear, kawan. Percayalah, semua yang Allah ciptakan pasti ada manfaatnya, pasti ada hikmahnya. Apakah kamu tidak tahu? Allah tidak mungkin menciptakan sesuatu di dunia ini tanpa ada manfaatnya. Allah telah menciptakanmu dengan sebaik-baiknya. Allah telah menciptakanmu dari setetes mani, lalu melalui proses panjang untuk menjadikanmu seorang bayi yang terlahir ke dunia,

Refleksi Kehidupan

Gambar
Mengapa semua terjadi begitu cepat?  Maka bukankah kehidupan dunia ini juga berjalan begitu singkat?  Tak ada apa-apanya dibandingkan abadinya kehidupan akhirat.  Lalu, untuk apakah sejatinya kita hidup di dunia ini? Untuk bersenang-senang kah? Untuk mengejar semua materi duniawi kah?  Tidak. Sejatinya kita hidup di dunia ini adalah untuk berlelah-lelah, bukan bersenang-senang.  Sejatinya kita di dunia ini diciptakan untuk beribadah, bukan untuk mengejar dunia yang tak ada habisnya.  Apalah arti dunia dan seisinya, jika dibandingkan dengan dua rakaat sebelum subuh. Sebagaimana yang disabdakan oleh Nabi Muhammad ﷺ, رَكْعَتَا الْفَجْرِ خَيْرٌ مِنَ الدُّنْيَا وَمَا فِيهَا “Dua raka’at fajar (shalat sunnah qobliyah shubuh) lebih baik daripada dunia dan seisinya. ” (HR. Muslim no. 725). Sungguh, dunia hanyalah permainan dan senda gurau. Sungguh, dunia hanyalah tempat yang sementara.  Sungguh, kita tidak akan mampu mengejar dunia tanpa mengejar akhirat lebih dulu.  Siapa yang mengejar dunia,