Refleksi Kehidupan


Mengapa semua terjadi begitu cepat? 
Maka bukankah kehidupan dunia ini juga berjalan begitu singkat? 
Tak ada apa-apanya dibandingkan abadinya kehidupan akhirat. 

Lalu, untuk apakah sejatinya kita hidup di dunia ini?
Untuk bersenang-senang kah? Untuk mengejar semua materi duniawi kah? 
Tidak. Sejatinya kita hidup di dunia ini adalah untuk berlelah-lelah, bukan bersenang-senang. 
Sejatinya kita di dunia ini diciptakan untuk beribadah, bukan untuk mengejar dunia yang tak ada habisnya. 
Apalah arti dunia dan seisinya, jika dibandingkan dengan dua rakaat sebelum subuh. Sebagaimana yang disabdakan oleh Nabi Muhammad ﷺ,

رَكْعَتَا الْفَجْرِ خَيْرٌ مِنَ الدُّنْيَا وَمَا فِيهَا

“Dua raka’at fajar (shalat sunnah qobliyah shubuh) lebih baik daripada dunia dan seisinya.” (HR. Muslim no. 725).

Sungguh, dunia hanyalah permainan dan senda gurau.
Sungguh, dunia hanyalah tempat yang sementara. 
Sungguh, kita tidak akan mampu mengejar dunia tanpa mengejar akhirat lebih dulu. 
Siapa yang mengejar dunia, maka dia tidak akan mampu mencapainya sampai puas. 
Akan tetapi siapa yang mengejar akhirat, maka dia akan mendapatkan akhirat sekaligus dunia itu dengan rasa puas. Dia ridha kepada Allah, sehingga Allah pun ridha kepadanya. 

Dear sahabat.. Letakkanlah dunia di tanganmu, akhirat di hatimu, dan kematian di pelupuk matamu. 


Depok, 7 Agustus 2023

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ilmu dan Amal

Manusia: Makhluk yang Lemah

Merasa Tak Berguna